Pages - Menu

Rabu, 10 Juni 2015

Math, sometimes you make me disappointed~



          Awal aku masuk SMP aku mengincar salah satu mata pelajaran yang aku inginkan untuk lebih diperdalam lagi. Tebak lagi dong! Iya iya kalian sudah tau, Matematika. Aku akan memperdalam mata pelajaran itu saat aku SMP. Aku sudah menyiapkan segalanya untuk mendapatkan pelajaran matematika lebih baik, dan lebih baik lagi, aku berharap matematikaku pada jenjang smp ini bisa sangat berkembang, aku ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi lebih baik pada saat aku SD dahulu.
          Aku sudah yakin bahwa aku akan sering dipilih menjadi siswa yang bisa dibanggakan untuk mengikuti berbagai lomba saat aku SMP nanti, ternyata dugaanku meleset, aku memang dipilih untuk mengikuti seleksi bersama temanku sebut saja Tri, aku memang sangat menyukai matematika, tapi aku tidak sebaik di Tri, aku masih dibawahnya, semenjak itu aku mulai terus menerus belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
          Ya, waktu itu pemiilihan Olimpiade bidang matematika, aku sangat berharap dapat mengitu lomba tersebut, aku di seleksi oleh guru-guruku dan ternyata yang terpilih untuk mewakili sekolahku di bidang matematika adalah Si Tri, aku sangat kecewa, kecewaku tidak dapat digantikan oleh apapun, aku merasa sangat tidak percaya akan kejadian itu, aku merasa bahwa aku telah gagal. Aku tidak bisa menerima kenyataannya.
          Tapi kau hadir, kau membuatku merasa bahwa itu adalah hal yang biasa, tidak perlu dipikirkan mendalam, yang penting telah kau lakukan dengan sebaik mungkin. Itu ucapannya yang selalu aku tanamkan. Aku sangat beruntung, aku bisa berteman dengannya. Aku sangat berterimakasih pada Allah SWT telah mengirimkan teman sebaik  dia. Mungkin jika tidak ada dia aku akan memiliki rasa kecewa yang sangat amat mendalam.
          Mungkin untuk beberapa saat aku masih kecewa dengan keputusan guruku, aku mulai malas-malasan jika ada pelajaran matematika. Tapi setelah kupikir berulang kali, aku merasa bahwa kekecewaanku tidak akan merubah segalanya. Semua yang telah terjadi harus aku terima dengan lapang dada. Dan mulai saat aku berfikir seperti itu, aku mulai tata kembali rasa sukaku pada matematika hingga aku lulus SMP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar