Salah satu wisata edukasi yang ada di
Bangkalan yaitu Makam Aer Mata. Makam Aer Mata merupakan komplek makam raja yang berada di utara
kabupaten Bangkalan yang merupakan makam raja-raja yang memerintah jauh sebelum
Indonesia membentuk negara kesatuan. Komplek situs sejarah yang terletak
sekitar 30 Km dari arah kota, atau kurang lebih 30 menit perjalanan darat
tersebut menyimpan banyak fakta dan cerita sejarah.
Makam Aer Mata ini berasal dari kisah Pangeran Cakraningrat I
(Raden Praseno), yang memerintah Pulau Madura dalam kurun waktu sekitar tahun
1624-1648. Cakraningrat I mempunyai seorang permaisuri yang konon sangat
cantik jelita, dengan nama Syarifah Ambami yang dikemudian dikenal dengan
sebutan Ratu Ibu. Saat masa pemerintahan Cakraningrat I sendiri, Madura lebih
banyak dikendalikan dari Mataram. Pasalnya, saat itu, tenaga, pikiran, dan
kepiawaian Cakraningrat I juga dibutuhkan oleh Sultan Agung, selaku pimpinan
Mataram.
Cakraningrat I pergi ke mataram yang
membuat Ratu Ibu sedih. Saat hatinya gelisah dan dirundung kesedihan, akhirnya Syarifah
Ambami sendiri memilih untuk menyendiri di tempat yang sepi (bertapa). Dalam
masa pertapaan tersebut, Syarifah memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar kelak
tujuh turunannya dapat ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan Pulau Madura. Selang beberapa tahun kemudian, Pangeran Cakraningrat I datang
dari Mataram, bergegas pergi mencari Syarifah yang kemudian mendapat gelar Ratu
Ibu.
Saat bertemu dengan Cakraningrat I, perasaan Ratu Ibu
berbunga-bunga, bahkan menceritakan kalau dirinya habis bertapa dan meminta
agar tujuh turunannya menjadi pemimpin Madura. Mendengar cerita tersebut,
Cakraningrat I sendiri bukan malah bangga, sebaliknya dia kecewa karena cuma
berdoa tujuh turunan saja. Pasca mendengar cerita dari Ratu Ibu, akhirnya Cakraningrat I
memutuskan untuk kembali lagi ke Mataram. Karena
merasa bersalah, Ratu Ibu bertapa kembali.
Saat menjalani masa pertapaan, yang diyakini oleh warga sekitar
bertempat di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Ratu Ibu terlihat bersedih dan
terus menerus menangis. Bahkan, dalam cerita dari warga sekitar, air mata yang
keluar sampai membanjiri tempat pertapaan beliau. Itu terjadi hingga beliau
wafat dan dikebumikan di tempat pertapaannya. Makam Aer Mata ini selain tempatnya yang bagus, para pengunjung juga bisa belajar
tentang sejarah.
Gerbang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar