Pages - Menu

Kamis, 04 Juni 2015

''Makam Syarifah Ambami''



Salah satu wisata edukasi yang ada di Bangkalan yaitu Makam Aer Mata. Makam Aer Mata merupakan komplek makam raja yang berada di utara kabupaten Bangkalan yang merupakan makam raja-raja yang memerintah jauh sebelum Indonesia membentuk negara kesatuan. Komplek situs sejarah yang terletak sekitar 30 Km dari arah kota, atau kurang lebih 30 menit perjalanan darat tersebut menyimpan banyak fakta dan cerita sejarah.
Makam Aer Mata ini berasal dari kisah Pangeran Cakraningrat I (Raden Praseno), yang memerintah Pulau Madura dalam kurun waktu sekitar tahun 1624-1648. Cakraningrat I mempunyai seorang permaisuri yang konon sangat cantik jelita, dengan nama Syarifah Ambami yang dikemudian dikenal dengan sebutan Ratu Ibu. Saat masa pemerintahan Cakraningrat I sendiri, Madura lebih banyak dikendalikan dari Mataram. Pasalnya, saat itu, tenaga, pikiran, dan kepiawaian Cakraningrat I juga dibutuhkan oleh Sultan Agung, selaku pimpinan Mataram.
Cakraningrat I pergi ke mataram yang membuat Ratu Ibu sedih. Saat hatinya gelisah dan dirundung kesedihan, akhirnya Syarifah Ambami sendiri memilih untuk menyendiri di tempat yang sepi (bertapa). Dalam masa pertapaan tersebut, Syarifah memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar kelak tujuh turunannya dapat ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan Pulau Madura. Selang beberapa tahun kemudian, Pangeran Cakraningrat I datang dari Mataram, bergegas pergi mencari Syarifah yang kemudian mendapat gelar Ratu Ibu.
Saat bertemu dengan Cakraningrat I, perasaan Ratu Ibu berbunga-bunga, bahkan menceritakan kalau dirinya habis bertapa dan meminta agar tujuh turunannya menjadi pemimpin Madura. Mendengar cerita tersebut, Cakraningrat I sendiri bukan malah bangga, sebaliknya dia kecewa karena cuma berdoa tujuh turunan saja. Pasca mendengar cerita dari Ratu Ibu, akhirnya Cakraningrat I memutuskan untuk kembali lagi ke Mataram. Karena merasa bersalah, Ratu Ibu bertapa kembali.
Saat menjalani masa pertapaan, yang diyakini oleh warga sekitar bertempat di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Ratu Ibu terlihat bersedih dan terus menerus menangis. Bahkan, dalam cerita dari warga sekitar, air mata yang keluar sampai membanjiri tempat pertapaan beliau. Itu terjadi hingga beliau wafat dan dikebumikan di tempat pertapaannya. Makam Aer Mata ini selain tempatnya yang bagus, para pengunjung juga bisa belajar tentang sejarah.
Gerbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar