Pages - Menu

Kamis, 04 Juni 2015

Museum Cakraningrat Bangkalan :)




      
Museum
      
Museum cakraningrat yang terletak dideretan kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan tepatnya di JL. Soekarno – Hatta ini, adalah salah satu tempat wisata edukasi yang ada di kota Bangkalan dan sering dijumpai oleh wisatawan dan pelajar dari dalam negeri maupun luar negeri. Didalamnya terdapat benda-benda peninggalan dan koleksi dari keluarga Kraton seperti senjata daaerah, gamelan, perabotan rumah tangga keluarga Kraton, dll.
Awalnya benda-benda yang ada di museum ini tidak terletak di sebelah kantor DPRD kota Bangkalan melainkan berada di komplek pesarean AER MATA (komplek pemakaman Raja-Raja di desa Buduran Kecamatan Arosbaya). Karena tempatnya kurang luas, maka pada tanggal 24 Juli 1975 oleh Pemerintah Daerah dipindahkan di komplek Perumahan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan yakni di JL. Letnan Abdullah No 1 Bangkalan.
Sejak saat itulah benda-benda koleksi tersebut diresmikan menjadi koleksi museum dan benda-benda koleksi tersebut dipelihara dan dirawat langsung oleh Pemerintah Daerah Bagian Urusan Rumah Tangga Kabupaten yaitu R. Abdoerrahman. Adapun koleksi tersebut masih belum berfungsi kemudian pada awal tahun 1979 gedung tersebut diresmikan menjadi Museum dan diberi nama Museum Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan.
Perkembangan museum tersebut sangat maju dengan kerjasama dari pemerintah yang menyalamatkan benda-benda koleksi tersebut. Terhitung sejak awal tahun 1997 museum tersebut difungsikan dengan sebagai mana mestinya dengan nama Museum Daerah Bangkalan. Pada tanggal 9-10 Agustus 2007 benda museum dipindahkan ke gedung yang baru yakni di gedung museum yang sekarang dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Imam Utomo pada tanggal 13 Maret 2008 dengan nama Museum Tjakraningrat Kabupaten Bangkalan.
Namun saat ini, museum tersebut seperti tertidur dari kejayaannya karena minimnya pengunjung dari daerah lokal maupun inter lokal. Kurangnya perhatian dari sektor Dinas Pariwisata untuk mempromosikan museum tersebut kepada wisatawan menjadikan museum tersebut sepi dari pengunjung. Kita seharusnya sebagai penerus bangsa harus ikut andil dalam pelestarian benda-benda bersejarah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar