“ki, main layang-layang yuk?”, teriak lelaki
mungil itu kepada seorang gadis kecil diseberang rumahnya.
“iya.. sebentar ya, aku ijin mama dulu”,
“cepetan ya Kiara”,
Gadis
itu namanya Kiara. Dia baru saja pindah ke kota berhawa panas ini. Tapi entah mengapa,
baru dua hari pindah kemari, banyak anak yang senang bermain dengannya.
Termasuk lelaki kecil itu. Aldi. Tetangga didepan rumahnya. Bersama Aldi, entah
mengapa perasaan Kiara jauh lebih nyaman dan terlindungi.
“kalau kiara sembuh, aldi janji bakalan temani
Kiara sampai besar nanti”, begitu kata Aldi saat Kiara hampir kritis karena
kecelakaan bersama paman dan bibinya.
Siang itu aldi
mengajak kiara, vina, icha, dan gilang berjalan-jalan kesebuah sawah dekat
kompleks perumahan mereka. Panas matahari yang sangat terik siang itu memebuat
kelima anak kecil itu sangat kepanasan. Kemudian aldi dan gilang memotong daun
pisang untuk dijadikan sebuah payung. Sementara kiara, vina, dan icha berteduh
di pohon terdekat. Daun pisang yang ada ternyata hanya 4 lembar. 1 untuk aldi,
1 untuk vina, 1 untuk icha, dan 1 untuk gilang. Kiara yang hampir menangis
karena tidak kebagian daun pisang kemudian digenggam tangannya oleh aldi. Lalu
daun pisang yang dibawanya memayungi mereka berdua.
“aldi kan udah janji sama kiara bakal nemenin
kiara”, ucap aldi setengah berbisik sambil tersenyum.
Dua
tahun berlalu, saatnya pengumuman kelulusan sekolah dasar. Kiara lulus,
teman-temannya juga. Kiara hanya tinggal mendaftar ke salah satu sekolah
menengah pertama di kotanya. Dan aldi, setelah menginjak kelas 6, mereka tak
lagi bermain bersama. Selalu saja ada alasan yang diucapkan aldi ketika kiara
mengajaknya bermain keluar. Padahal kiara sangat senang ketika aldi mengajaknya
bermain layang-layang walaupun itu membuat kulitnya menjadi agak kecoklatan,
bersepeda mengelilingi kompleks ketika sore hari, ataupun hanya bermain boneka
di halaman depan rumah kiara.
Saat
kiara mendaftar salah satu sekolah menengah favorit, ia mendapati aldi juga
mendaftar di sekolah yang sama dengannya. Kiara sangat senang karena bisa satu
sekolah lagi dengan aldi.
“hai al. Gimana hasilnya? Diterima?”, tanya
kiara
“ya”, aldi menjawabnya dengan cuek membuat
kiara sedikit sedih.
“oh, oke. Aku balik ke papa ya. Dah al”, ucap
kiara yang hanya dibalas gumaman oleh aldi.
Kiara
kesal dan kecewa, mana janji yang dulu akan menemaninya sampai dia besar?
Apakah itu hanya sebuah permainan kata yang diucap oleh aldi untuk memotivasi
kiara agar cepat sembuh? Atau mempunyai makna terdalam? Entahlah. Tapi kiara
akan tetap menyayangi aldi. Pagi itu diadakan upacara penerimaan siswa baru di
sekolah menengah kiara juga aldi. Saat kiara akan menghampiri aldi, aldi malah
pergi dengan teman-teman barunya disana. Kiara makin kesal dan kecewa lagi.
Bisa-bisanya aldi tak melihatnya. Tetapi kiara tetap pada pendiriannya untuk
menyayangi aldi.
Setahun
berlalu disekolah menengah pertama, kiara kembali akrab dengan aldi, meskipun
usaha mati-matian untuk mendapatkan nomor handphone aldi yang notabene telah
menjadi the most wanted disekolahnya
karena memang tampang aldi yang lumayan tampan. Usaha kiara yang mati-matian
membuahkan hasil yang manis. Hampir setiap hari, mereka saling mengirim pesan
singkat. Mereka jarang bertemu, karena beberapa bulan lalu kiara pindah ke sebuah
kompleks perumahan yang lain. Setelah hari berganti minggu, minggu berganti
bulan, kiara dan aldi menjalin sebuah cerita cinta. Tapi, semua kandas ketika
kiara mengetahui aldi hanya menjadikannya pacar kedua. Ia sangat kesal dan
kecewa untuk kesekian kalinya. Setelah menginjak kelas 8, kiara memiliki
seorang teman laki-laki, dia baik, pintar, dan ramah. Kiara merasa ia merasa ia
menyukai lelaki itu. Selama ini temannya itu, yang bernama ray juga
menyukainya. Setelah berminggu-minggu mereka dekat, akhirnya mereka berpacaran.
Aldi
entah bagaimana kabarnya, ia jarang sekali menerima pesan singkat dari aldi
setelah kejadian itu. Kiara tetap berpacaran dengan ray sampai mereka
menginjakkan kaki di kelas 9. Tetapi setelah lulus ujian nasional, mereka
sepakat untuk mengakhiri status berpacaran mereka, karena ray akan melanjutkan
sekolah di luar kota.
Ketika
ia bersekolah di sekolah menengah atas, sungguh mengejutkan ketika aldi juga
bersekolah ditempat yang sama dengannya lagi. Aldi juga satu kelas dengan
kiara. Awal kebersamaan mereka dimulai kembali ketika aldi dan kiara dimasukkan
dalam satu kelompok belajar. Mau tak mau mereka harus akrab kembali. Dan saat
itulah, rasa suka kiara pada aldi datang lagi. Sebenarnya, aldi telah lama tau
bahwa kiara menyukainya, tapi ia tetap tak mempedulikan perasaan kiara itu.
Suatu
hari, sepupu kiara memberi kiara sebuah 3 gelang yang memiliki warna dan model
yang sama. Ia bingung harus memberi gelang itu pada siapa. Tapi akhirnya ia
memutuskan untuk memberinya satu untuk sepupu yang telah memberikannya gelang
itu sebagai tanda terima kasih. Dan satu lagi, kiara setuju untuk memberikannya
pada aldi saja.
“pagi al”,
“eh, iya ki, pagi juga”,
“al, aku punya 2 gelang dikasih sepupuku. Nih
buat kamu satu ya?”,
“boleh. Makasih banyak ya”, ucapnya sambil
tersenyum
“sama sama al”,
Semester
1 telah berlalu, berganti menjadi semester 2 yang baru. Aldi tak lagi satu
kelas dengan kiara karena terjadi pergantian murid dikelas. Dimana siswa yang
prestasinya diatas rata-rata dikumpulkan dan dibagi dalam 2 kelas unggulan.
Kiara menempati kelas unggulan kedua. Sedangkan aldi dikelas reguler. Suatu
hari, sepulang sekolah teman sebangku kiara dikelasnya yang kebetulan laki-laki
mengajaknya ke sebuah toko buku. Kiara mengiyakannya. Dan saat di toko buku
kebetulan aldi juga berada disana sendirian tetapi kiara tak melihatnya, hanya
aldi yang melihat kearah kiara yang sedang bersama teman lelakinya itu. Lama
aldi memandanginya dengan pandangan yang sulit diartikan. Dan handphone yang
bergetar disakunya membuatnya berhenti memandangi mereka dan akhirnya pulang
kerumah.
Keesokan
harinya aldi mencari kiara dikelasnya. Tak ada, ia kemudian bertanya pada teman
dikelas kiara. Katanya, kiara sedang ke kantin bersama bima, teman laki-laki
yang kemarin bersama kiara di toko buku. Ketika aldi akan ke kantin, saat itu
juga kiara akan masuk kekelasnya. Aldi lalu menarik tangan kiara keluar dari
kelasnya. Kiara yang merasa tangannya kesakitan menarik lengannya agar aldi mau
melepaskan cengkraman tangannya.
“ngapain al? Lepasin, sakit”,
“aku mau ngomong sama kamu”,
“yaudah ngomong, nggak usah pake narik tangan
bisa kali ya”,
“kemaren habis darimana aja sama bima?”,
“dari toko buku, bima minta temenin nyari buku
buat olimpiade. Kenapa sih kepo amat?”,
“kamu pacaran sama bima?”,
“kenapa sih? Kalau aku pacaran terus kenapa?
Emang kamu peduli? Bukan urusanmu lagi aku pacaran sama siapa al”,
“iya, aku minta maaf ki. Aku nyesel. Btw mana
gelang yang kembar sama aku ki?”, tanya aldi saat melihat pergelangan tangan
kiara polos tanpa adanya gelang.
“gelangmu sendiri mana?”,
“emm.. anu ki, waktu aku kekamar mandi kemaren
aku lepas, kutaruh diwastafel biar nggak basah. Pas keluar kamar mandi aku baru
inget kalo ketinggalan, pas balik udah nggak ada. Maaf ya”,
“ceroboh banget sih al. Kamu emang nggak
pernah ngehargai aku”,
“ki, aku ngajak kamu ngomong sekarang bukan
buat debat, bukan buat bertengkar ki”,
“terus kamu mau ngomong apa? Mau ngomong kalo
selama ini kamu suka sama aku, kamu nggak mau kehilangan aku buat kedua kalinya
gitu? FTV banget al. Kuno, basi tau nggak. Aku tau, aku sekarang jadi egois,
kasar. Itu semua karena kamu al. Udah ya al, mulai sekarang lupain deh masa
masa yang kemarin. Lupakan janjimu yang mau nemenin aku sampe besar. Jalani aja
hidupmu sesuka hatimu, aku jalani hidupku sesuka hatiku juga. Aku nggak mau
maksa hatiku lagi buat selalu sayang sama kamu. Maaf al, aku nggak mau kecewa
lagi”,
Setelah
mengucapkan kalimat panjang itu, kiara kemudian menggenggam jemari aldi dengan
erat, setelah itu melepaskannya. Ia lalu berdiri, membalikkan badan kemudian
berjalan kedalam kelas. Pikirannya terpusat pada teman-temannya yang terlihat
asyik membicarakan sesuatu dan tak sabar untuk bergabung bersama mereka. Tapi
hatinya masih terfokus pada aldi yang masih berdiri diluar kelas kiara. Ia
cepat-cepat bergabung bersama teman-temannya sebelum hatinya mengalahkan
pikirannya. Ia tak mau lagi kesal dan kecewa untuk yang kesekian kalinya.
Biarlah kiara meninggalkan semua kenangan manis bersama aldi, meskipun itu
seperti menghirup kembali nafas yang baru saja kiara buang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar