Pages - Menu

Jumat, 05 Juni 2015

Mungkin inilah jalanku~



“ki, main layang-layang yuk?”, teriak lelaki mungil itu kepada seorang gadis kecil diseberang rumahnya.
“iya.. sebentar ya, aku ijin mama dulu”,
“cepetan ya Kiara”,
                Gadis itu namanya Kiara. Dia baru saja pindah ke kota berhawa panas ini. Tapi entah mengapa, baru dua hari pindah kemari, banyak anak yang senang bermain dengannya. Termasuk lelaki kecil itu. Aldi. Tetangga didepan rumahnya. Bersama Aldi, entah mengapa perasaan Kiara jauh lebih nyaman dan terlindungi.
“kalau kiara sembuh, aldi janji bakalan temani Kiara sampai besar nanti”, begitu kata Aldi saat Kiara hampir kritis karena kecelakaan bersama paman dan bibinya.
Siang itu aldi mengajak kiara, vina, icha, dan gilang berjalan-jalan kesebuah sawah dekat kompleks perumahan mereka. Panas matahari yang sangat terik siang itu memebuat kelima anak kecil itu sangat kepanasan. Kemudian aldi dan gilang memotong daun pisang untuk dijadikan sebuah payung. Sementara kiara, vina, dan icha berteduh di pohon terdekat. Daun pisang yang ada ternyata hanya 4 lembar. 1 untuk aldi, 1 untuk vina, 1 untuk icha, dan 1 untuk gilang. Kiara yang hampir menangis karena tidak kebagian daun pisang kemudian digenggam tangannya oleh aldi. Lalu daun pisang yang dibawanya memayungi mereka berdua.
“aldi kan udah janji sama kiara bakal nemenin kiara”, ucap aldi setengah berbisik sambil tersenyum.
                Dua tahun berlalu, saatnya pengumuman kelulusan sekolah dasar. Kiara lulus, teman-temannya juga. Kiara hanya tinggal mendaftar ke salah satu sekolah menengah pertama di kotanya. Dan aldi, setelah menginjak kelas 6, mereka tak lagi bermain bersama. Selalu saja ada alasan yang diucapkan aldi ketika kiara mengajaknya bermain keluar. Padahal kiara sangat senang ketika aldi mengajaknya bermain layang-layang walaupun itu membuat kulitnya menjadi agak kecoklatan, bersepeda mengelilingi kompleks ketika sore hari, ataupun hanya bermain boneka di halaman depan rumah kiara.
                Saat kiara mendaftar salah satu sekolah menengah favorit, ia mendapati aldi juga mendaftar di sekolah yang sama dengannya. Kiara sangat senang karena bisa satu sekolah lagi dengan aldi.
“hai al. Gimana hasilnya? Diterima?”, tanya kiara
“ya”, aldi menjawabnya dengan cuek membuat kiara sedikit sedih.
“oh, oke. Aku balik ke papa ya. Dah al”, ucap kiara yang hanya dibalas gumaman oleh aldi.
                Kiara kesal dan kecewa, mana janji yang dulu akan menemaninya sampai dia besar? Apakah itu hanya sebuah permainan kata yang diucap oleh aldi untuk memotivasi kiara agar cepat sembuh? Atau mempunyai makna terdalam? Entahlah. Tapi kiara akan tetap menyayangi aldi. Pagi itu diadakan upacara penerimaan siswa baru di sekolah menengah kiara juga aldi. Saat kiara akan menghampiri aldi, aldi malah pergi dengan teman-teman barunya disana. Kiara makin kesal dan kecewa lagi. Bisa-bisanya aldi tak melihatnya. Tetapi kiara tetap pada pendiriannya untuk menyayangi aldi.
                Setahun berlalu disekolah menengah pertama, kiara kembali akrab dengan aldi, meskipun usaha mati-matian untuk mendapatkan nomor handphone aldi yang notabene telah menjadi the most wanted disekolahnya karena memang tampang aldi yang lumayan tampan. Usaha kiara yang mati-matian membuahkan hasil yang manis. Hampir setiap hari, mereka saling mengirim pesan singkat. Mereka jarang bertemu, karena beberapa bulan lalu kiara pindah ke sebuah kompleks perumahan yang lain. Setelah hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kiara dan aldi menjalin sebuah cerita cinta. Tapi, semua kandas ketika kiara mengetahui aldi hanya menjadikannya pacar kedua. Ia sangat kesal dan kecewa untuk kesekian kalinya. Setelah menginjak kelas 8, kiara memiliki seorang teman laki-laki, dia baik, pintar, dan ramah. Kiara merasa ia merasa ia menyukai lelaki itu. Selama ini temannya itu, yang bernama ray juga menyukainya. Setelah berminggu-minggu mereka dekat, akhirnya mereka berpacaran.
                Aldi entah bagaimana kabarnya, ia jarang sekali menerima pesan singkat dari aldi setelah kejadian itu. Kiara tetap berpacaran dengan ray sampai mereka menginjakkan kaki di kelas 9. Tetapi setelah lulus ujian nasional, mereka sepakat untuk mengakhiri status berpacaran mereka, karena ray akan melanjutkan sekolah di luar kota.
                Ketika ia bersekolah di sekolah menengah atas, sungguh mengejutkan ketika aldi juga bersekolah ditempat yang sama dengannya lagi. Aldi juga satu kelas dengan kiara. Awal kebersamaan mereka dimulai kembali ketika aldi dan kiara dimasukkan dalam satu kelompok belajar. Mau tak mau mereka harus akrab kembali. Dan saat itulah, rasa suka kiara pada aldi datang lagi. Sebenarnya, aldi telah lama tau bahwa kiara menyukainya, tapi ia tetap tak mempedulikan perasaan kiara itu.
                Suatu hari, sepupu kiara memberi kiara sebuah 3 gelang yang memiliki warna dan model yang sama. Ia bingung harus memberi gelang itu pada siapa. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk memberinya satu untuk sepupu yang telah memberikannya gelang itu sebagai tanda terima kasih. Dan satu lagi, kiara setuju untuk memberikannya pada aldi saja.
“pagi al”,
“eh, iya ki, pagi juga”,
“al, aku punya 2 gelang dikasih sepupuku. Nih buat kamu satu ya?”,
“boleh. Makasih banyak ya”, ucapnya sambil tersenyum
“sama sama al”,
                Semester 1 telah berlalu, berganti menjadi semester 2 yang baru. Aldi tak lagi satu kelas dengan kiara karena terjadi pergantian murid dikelas. Dimana siswa yang prestasinya diatas rata-rata dikumpulkan dan dibagi dalam 2 kelas unggulan. Kiara menempati kelas unggulan kedua. Sedangkan aldi dikelas reguler. Suatu hari, sepulang sekolah teman sebangku kiara dikelasnya yang kebetulan laki-laki mengajaknya ke sebuah toko buku. Kiara mengiyakannya. Dan saat di toko buku kebetulan aldi juga berada disana sendirian tetapi kiara tak melihatnya, hanya aldi yang melihat kearah kiara yang sedang bersama teman lelakinya itu. Lama aldi memandanginya dengan pandangan yang sulit diartikan. Dan handphone yang bergetar disakunya membuatnya berhenti memandangi mereka dan akhirnya pulang kerumah.
                Keesokan harinya aldi mencari kiara dikelasnya. Tak ada, ia kemudian bertanya pada teman dikelas kiara. Katanya, kiara sedang ke kantin bersama bima, teman laki-laki yang kemarin bersama kiara di toko buku. Ketika aldi akan ke kantin, saat itu juga kiara akan masuk kekelasnya. Aldi lalu menarik tangan kiara keluar dari kelasnya. Kiara yang merasa tangannya kesakitan menarik lengannya agar aldi mau melepaskan cengkraman tangannya.
“ngapain al? Lepasin, sakit”,
“aku mau ngomong sama kamu”,
“yaudah ngomong, nggak usah pake narik tangan bisa kali ya”,
“kemaren habis darimana aja sama bima?”,
“dari toko buku, bima minta temenin nyari buku buat olimpiade. Kenapa sih kepo amat?”,
“kamu pacaran sama bima?”,
“kenapa sih? Kalau aku pacaran terus kenapa? Emang kamu peduli? Bukan urusanmu lagi aku pacaran sama siapa al”,
“iya, aku minta maaf ki. Aku nyesel. Btw mana gelang yang kembar sama aku ki?”, tanya aldi saat melihat pergelangan tangan kiara polos tanpa adanya gelang.
“gelangmu sendiri mana?”,
“emm.. anu ki, waktu aku kekamar mandi kemaren aku lepas, kutaruh diwastafel biar nggak basah. Pas keluar kamar mandi aku baru inget kalo ketinggalan, pas balik udah nggak ada. Maaf ya”,
“ceroboh banget sih al. Kamu emang nggak pernah ngehargai aku”,
“ki, aku ngajak kamu ngomong sekarang bukan buat debat, bukan buat bertengkar ki”,
“terus kamu mau ngomong apa? Mau ngomong kalo selama ini kamu suka sama aku, kamu nggak mau kehilangan aku buat kedua kalinya gitu? FTV banget al. Kuno, basi tau nggak. Aku tau, aku sekarang jadi egois, kasar. Itu semua karena kamu al. Udah ya al, mulai sekarang lupain deh masa masa yang kemarin. Lupakan janjimu yang mau nemenin aku sampe besar. Jalani aja hidupmu sesuka hatimu, aku jalani hidupku sesuka hatiku juga. Aku nggak mau maksa hatiku lagi buat selalu sayang sama kamu. Maaf al, aku nggak mau kecewa lagi”,
                Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, kiara kemudian menggenggam jemari aldi dengan erat, setelah itu melepaskannya. Ia lalu berdiri, membalikkan badan kemudian berjalan kedalam kelas. Pikirannya terpusat pada teman-temannya yang terlihat asyik membicarakan sesuatu dan tak sabar untuk bergabung bersama mereka. Tapi hatinya masih terfokus pada aldi yang masih berdiri diluar kelas kiara. Ia cepat-cepat bergabung bersama teman-temannya sebelum hatinya mengalahkan pikirannya. Ia tak mau lagi kesal dan kecewa untuk yang kesekian kalinya. Biarlah kiara meninggalkan semua kenangan manis bersama aldi, meskipun itu seperti menghirup kembali nafas yang baru saja kiara buang.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar